Minggu, 26 Juni 2011

APAKAH BELAJAR

A. BEBERAPA RUMUSAN TENTANG BELAJAR
Masalah belajar sangat kompleks dan banyak aspeknya, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan pengertian belajar itu antara lain; apakah yang dimaksud dengan belajar? Jawaban terhadap pertanyaan tadi sudah barang tentu bermacam-macam, dari yang paling kurang tepat sampai kepada yang paling tepat
Terhadap perbedaan-perbedaan pendapat para ahli itu kita tidak akan mempertanyakannya, tapi yang penting untuk sampai kepada jawaban “ Apakah belajar itu?”
Secara singkat dan umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku, yaitu terjadinya perubahan keseluruhan tingkah laku, yaitu terjadinya perubahan aspek-aspek tingkah laku Cognitif, conatif, afectif dan motoris secara integrated. Untuk sampai kepada pengertian yang tepat, dalam uraian ini kita akan mengemukakan beberapa perumusan atau definisi tentang belajar dari beberapa ahli psikologi pendidikan sebagai berikut :
1. Cronbach, menyatakan bahwa “belajar ditunjukan oleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
2. “……………..as a change in behavior as result of experience”
3. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. ( lerning is defined as the modification on strengthening of behavior throught experiencing
4. Belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. (“ learning is acquisition of habits, know ledge, and attitude”)
5. Witherington, merumuskan pengertian belajar, sebagai suatu perubahan dalam kepribadian, sebagai mana yang dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respons atau tingkah laku yang baru, yang ternyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, atau pemahaman.
(……………….a change in personality, manifestating it self as a new pattern of responses which may be a skill, an attitude, a habit, an ability or an understanding”)
6. Berbeda dengan perumusan-perumusan tersebut diatas ada tafsiran lain tentang belajar yang menyatakan bahwa, “ Belajar adalah suatu proses penambahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.”
Dalam beberapa rumusan yang telah disebutkan diatas, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan tetapi secara prinsip mempunyai makna dan maksud yang sama. Yaitu bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan akan nampak dalam penguasaan pola-pola sambutan (respon) yang baru terhadap lingkungan, yang berupa skill, habit, attitude, ability, knowledge, understanding, appreciation, emosional, hubungan sosial, jasmani dan etik dan budi pekerti
Sehubungan denagan pengertian tentang belajar ini, Wiliam Buston mengemukakan bahwa “ A good learning situation consists of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on interaction with a rich, varied and provocative environment.”
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Situasi belajar harus bertujuan, dan tujuan-tujuan itu harus diterima baik oleh individu atau masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar.
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
c. Di dalam mencapai tujuan itu, pelajar senantiasa menemui kesulitan, rintangan dan situasi-situasi uang tidak menyenangkan.
d. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
f. Kegiatan-kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.
g. Pelajar memberikan reaksi secara keseluruhan.
h. Pelajar mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
i. Pelajar diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu.
j. Pelajar dibawa/diarahkan ketujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama daalam situasi belajar.

B. PRINSIP PENGERTIAN BELAJAR.
Sebagai gambaran yang lebih jelas lagi dibawah ini akan dikemukakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pengertian belajar.
1. Belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Kalau seorang individu jalannya menjadi pincang , karena patah kaki, perubahan itu bukanlah perubahan dalam arti belajar, juga perubahan tingkah laku pada waktu mabuk, tidur, sakit, perubahan yang terjadi dalam aspek kematangan, pertumbuhan atau perkembangan tidak termasuk dalam pengertian perubahan belajar.
Ciri-ciri perubahan dalam belajar antara lain adalah sebagai berikut :
a. Perubahan yang disadari, artinya individu yang belajar, menyadari terjadinya perubahan itu atau setidak-tidaknya individu merasakan terjadinya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya individu menyadari bahwa pengetahuannya, keterampilnnya bertambah.
b. Perubahan itu bersifat continu dan fungsional. Artinya perubahan itu merupakan perubahan yang berlangsung terus menerus atau dinamis.
Misalnya jika seorang anak menulis, maka perubahan yang terjadi karena belajar ini antara lain ia akan terampil menulis. Keterampilan menulis ini akan berlangsung terus menerus hingga menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif. Perubahan yang bersifat positif ialah perubahan itu senantiasa bertambah dari perubahan hasil belajar yang telah diperoleh sebelumya
d. Perubahan yang bukan bersifat momental dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan dan perkembangan.
Perubahan yang bersifat momental artinya, perubahan
2. Hasil belajar di tandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang di peroleh oleh individu setelah melalui proses belajar adalah perubahan dalam keseluruhan tingkah laku secara integtal. Jadi tidak hanya pada sau aspek saja, misalnya misalnya aspek motorik sja atau aspek cognitip saja. JIka seeorang individu itu telah belajmaupun pengar sesuatu, maka dia akan menjalani perubahan secara menyeruluh dan integral, baik sikapnya, kebiasaannya, keterampilan maupun pengethuannya.
Meskipun demikian tentu saja ada salah satu aspek yang lebih dominat darI pada aspek yang lainnya.
3. Belajar adalah satu proses.
Belajar bukan tujuan, tetapi belajar adalah sutu proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian proses lebih bersifat merupakan “ cara” mencapai tujuan atau benda. Jadi ini merupakan langkah-langkah atau prosedur yang di tempuh di dalam prosedur belajar setiap kegiatan yang saling berinteraksi atau saling mempengaruhi.
4. Proses balajar terjadi karena adanya dorong dan merupakan yang di capai.
Belajar merupakan salah bentuk kegiatan individu.Setiap kegiatan individu. Setiap kegiatan individu akan terjadi bila ada factor pendorong, yaitu akan terjadi bila ada factor pendorong, yaitu motif dan factor tujuan yang ingin di capai. Belajar terjadi karena pemenuhan kebutuhan sebagai tujuan. Jadi suatu proses belajar akan mencapai hasil yang sebaik-baiknya bila ada dorongan yng besr dan tujuan yang jelas.
5. Belajar merupakan bentuk pengalaman.
Pengalaman di peroleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungan.
“ Eksperiencing meane living through actual situations and reaching vigorously to various aspects of those situations for purposes apperent to the learner.
Eksperriencing includes whatever une does or undergoes meanings, attitudes or skill”
Pengalaman adlah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan bersifat pendidikan, yang merupakan atau kesatuan di sekitar tujuan pelajar. Pengalaman pendidikatn bersifat kontinyu dan interaktif, menbantu integasibpribadi pelajar.
Pada garis besarnya pengalaman itu terbagi menjadi dua macam yaitu; pengalaman langsung partisipasi sesungguhnya, berbuat dan sebagainya, dan pengalaman pengganti yang meliputi:
a. Melalui observasi langsung.
(1). Melihat kejadian-kejadian aktuil mengenai objek-objek dan benda konkrit.
(2). Melihat drama dan pantomimic.
b. Melalui gambar.
(1). Melihat gambar hidup.
(2). Melihat gambar.
c. Melalui grafis, yaitu misalnya peta, diagram, grafikblue point dan lain-lainnya.
d. Melalui kata-kata.
(1). Mmbaca
(2). Mendengarkan.
e. Melalui simbol-simbol
C. Belajar, pertumbuhan, perkembangan dan kematangan serta perbedaannya dengan terminologi-terminologi belajarblainnya.
Menurut pandangan para ahli biologi, pertumbuhan ( growth) di artikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran dimensif dari pada tubuh serta bagian-bagiannya (perubahan fisik).
Sedangkan perkembangan (development) di maksudkan untuk untuk menunjukan perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi perbagai bagiannya ke dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung jadi pertumbuhan dapat di ukur, sedang perkembangan hanya dapat di amati dengan perubahan-perubahan dalam bentuk tingkah laku ketika telah tercapai kematangan, perubahan itu terjadi terutama dalam astek mental dan bersifat kualitatif (maturation).
Kematangan menuur boring, langefeld dan bur di atasweld, di tujukan untuk perkembangan tersebut diatas.
Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan menunjukan adanya perubahan yang progresif dalam diri individu.
Perubahan yang bersifat progresif yang terjadi dalam diri individu inilah yang merupakan persamaan antara ketiga pengertian di atas dengan pengertian belajar.
Jika pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sebagian besar terjadi dengan sendirinya, karena tenaga dari dalam di samping pengaruh dari luar, maka belajar, proses perubahan itu sebagian basarnya terjadi karena pengaruhg dari luar, disamping juga pengaruh dri dalam.
Jadi proses belajar adalah meruopakan usaha dalam pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu proses belajar yang efekif hendaknya memperhatikan dan mendasarkan diri pada aspek-aspek pertumbuhan, perkembangan serta kematangan dari pelajar.
1. Belajar dan menghafal
Menurut pandangan psikologi kuno belajar di tafsirkan sebagai penghafal. Oleh karena itu belajar melakukan semata-mata di lakukan dengan menghafal. Hasil belajar di tandain dengann hafalnya hafalan dengan I seseorang kepada sesuatu materi yang di pelajarinya.
Mem benar antara menghafal dan belajar terdapat hubungan yang timbale balik antar tetapi belajar yang sesungguhnya berbeda denganmenghafal. Hanya untuk sebagian dari pada kegiatan belajar secara keseluruhan. Persamaan terletak pada kegiatan belajar secara keseluruhan.
Dalam menghafal, aspek perubahannya terbatas dalam kemampuan menyimpan dan
Mereproduksikkan tanggapan . sedang dalam belajar perubahan itu tidak saja dalam kemampuan tersebut diatas ,tetapi juga meliputi perubahan-perubahan tingkah laku lainya , seperti sikap pengertian ,sklills dan sebagainya . dengan demikia n belajar akan berhasil dengan baik ,jika di sertai dengan kemampuan menghafal. 2. Belajar dan latihan
C. TEORI BELAJAR
Teori Belajar di Munculkan oleh para Spikolog pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian spikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah memperjelas pengertian dan proses belajar.yang Pasti Teori belajar adalah alat bantu yang sismatis dalam proses belajar.
Teori-teori di kalagan skikolog bersifat ekpremetal. Artinya teori-reori yag mereka kemukakan merupakan konkusi dari pengalama mereka ketika berintraksi dengan kegiatan belajar, baik sebagai pelajar atau pengajar.meraka membuat prosisi-prosisi dari peelitian yang mereka geluti, Sebueh pertayaan menganggu pikira saya,apakah islam mempunyai teori belajar? Jawabanya apabila pengertian teori adalah ya, di dunia islam terkenal ulama besar, seperti Ghazali da Ibn Miskawih. Keduanya merupaka ilmuan Muslim yang Terkenal memilki perhatian besar pada pendidikan, bahka selain mereka, ada pula Ibn sina.
Secara umum, tidak ada perbedaan mencolok tentang teori-teori belajar antara orang Muslim atau siapapun. Teori dikemukakan oleh Pavlon dan rekan sejawatnya terstruktur bagus dan lebih memuaskan karna di rapikan dan diruntut oleh murid-muridnya.
1. Pavlovionisme
Teori pavlovionisme lebih dikenal dengan dengan teori pembiasan klasik (classical conditioning).Teori ini dimunculkan sebagai hasil eksperimen dilakuka oleh Ivan Pavlov,seorang ilmuwan Rusia ,yang berhasil menyabet hadiah Nobel pd 1909.teori classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
Para psikolog modern menyebutkan bahwa pavlov sebut dengan classic conditioning .sebab posisi pavlov sebagai pendahulu di bidang conditioning untuk membedakan dari teori conditioning yang digagas oleh lain,(Gleitman,1986).Dalam sejarah psikolog klasik,disebutkan oleh Muhammad ustman Najati
(2002:17),Ibnu Sina lebih dulu menemukan,teori conditioning dibandingkan pavlov.
Dalam eksperimennya,Pavlov menggunakan anjing.conditioned stimulus adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari,unconditioned stimulus,conditioned rensponse,unconditioned rensponse adalah rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak dipelajari.
Objek percobaan Pavlov adalah seekor anjing,pavlov semakin yakin bahwa pelajar adalah perubahan yang ditandahi dangan adanya hubungan antara stimulustimuli dan responsesrepons.penelusuran pavlov dan Thorndike adalah Skinner,pavlov itu tunduk terhadap dua macam.Pertama, law respondent extinction adalah hukum pembiasaan yang dituntut.Kedua, law of respondent extinction adalah hukum pemusnahan yang dituntut.
2. Teori Koneksionisme
Menurut teori ini,pelajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan memberi soal kepada siswa: 25 x 4= ......? siswa menjawab =100.,guru memberi nilai 10.Soal 25 x 4 adalah stimulus.sedangkan 100 yang dijawab murid adlh respons. Dan nilai 10 adlh penguat.Teori koneksionisme merupakan rumusan deduktif Thorndike,Thorndike menyimpulkan bahwa pro0ses belajar melalui bentuk ,yaitu trial and eror dan of effec yang mengandung arti bahwa segala tingkah laku yang mengakibatkan suatu keadaan yang memuaskan akan diingat dan dipelajaridengan sebaik-baiknya.menurut thorndike Manusia dan Binatang akan bergerak atau bertindak apabila ada perangsang yang memengaruhi dirinya.Hubungan stimulus dan respons mempunyai beberapa hukum yang dibagi dua bentuk.
1.Hukum pokok
a. Law of readiness
* Bila sudah ada kecenderungan bertindak pada seseorang,akan timbul kepuasan Tidak akan ada tindakan lain untuk mengubah kondisi itu.
* Bila sudah ada kecenderungan bertindak pada seseorang,akan timbul ketidakpuasan .
* Apa bila belum ada kecenderungan bertindak,lalu dipaksa bertindak,akan timbul ketidakpuasan.
b. Law of exercise atau law of use law of disuse
hubungan antara stimulus dan respons akan bertambah kuat apabila sering digunakan atau sering diulang-ulang.
c.Law of effect
Hubungan stimulus dengan respons akan bertambah kuat apabila hubungan tersebut diikuti oleh keadaan yang memuaskan dari pada keadaan sebaliknya.
d.Law of response by analogy
Apabila individu berhadapan dengan situasi baru yang berbeda dengan situasi lama yang pernah dikenalnya,namun mempunyai unsur-unsur yang sama atau hampir sama,ia dapat menyesuaikan diri atau memberi respons yang sesuai dengan situasi yang baru.
Kembali pada teori koneksionisme, Thorndike memandang bahwa belajar hanya merupakan asosiasi antara respond an stimulus. Akibatnya, belajar hanya usaha radikal untuk memperkuat asosiasi tersebut dengan ltihan-ltihan atau ulangan yang terus menerus.
Selanjutnya, hubungan stimulus dan respon ini mempunyai beberapa hokum yang terbagi dalam dua bentuk hukum besar.
1. Hukum pokok
a. Law of readiness
 Bila sudah ada kecenderungan bertindak pada seseorang, lalu ia bertindak, akan timbul kepuasaan. Tidak akan ada tindakan lain untuk mengubah kondisi itu.
 Bila sudah ada kecenderungan bertindak pada seseorang, tetapi ia tidak bertindak, akan timbul ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan respon lain untuk menghilangkan ketidakpuasan.
 Apabila tidak ada kecenderungan bertinadak, lalu dipaksa bertindak, akan timbul ketidakpuasan. Untuk menghilangkan nketidakpuasan tersebut, nuncul tindakan lain.
b. Law of exercise atau law of use law of disuse
Hubungan antara stimulus dan respon akan bertambah kuat apabila sering digunakan atau sering diulang-ulang. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali, jika jarang digunakan atau tidak pernah sama sekali. Namun, pengulangan akan berhasilapabila dibarengi dengan hadiah atau hukuman.



c. Law of effect
Hubungan stimulus denga respon akan bertambah kuat apabila hubungan tersebut diikuti oleh keadaan yang memuaskan dari pada keadaan sebaliknya. Oleh karena itu, hadiah lebih diutamakan daripada hukuman.
d. Law of response by analogy
Apabila individu brhadapan denga situasi baru yang berbeda dengan situasi lama yang pernah dikenalnya, namun mempunyai unsure-unsur yang sama atau hamper sama, ia dapat menyesuaikan diri atau memberi respon yang sesuai dengan situasi yang baru.
2. Teori Kognitif
Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan sebagai proses internal mental manusia. Menurut para ahli kognitif, tingkah laku manusia tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mentalnya, seperti motivasi, keyakinan, dan sebagainya.
Pendekatan kognitif sering dipertentangkan dengan pendekatan behavioristik. Akan tetapi, ini tidak berarti, psikologi kognitif menolak secara radikal terhadap aliran behaviorisme.
Psikologi kognitif menyebutkan bahwa belajar adalah peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku fisik meskipun hal-hal yang bersifat behavioral kadang-kadang tampak kasat mata dalam setiap peristiwa belajar manusia. Barlow (1985), sambil mengutip pandangan piaget, menyebutkan bahwa seorang anak memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar.
Kehadiran aliran belajar psikologi kognitif, tampaknya menjadi pengikis aliran behaviorisme yang selalu menekankan pada aspekperilaku lahir. Reber adalah salah satu psikolog yang jeles-jels memproklamasikan diri sebagai orang yang tidak puas dengan aliran behaviorisme.
Aliran behaviorisme menykini seratus persen bahwa setiap manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, dan warisan genetic laianya. Kecakapan, kecerdasan, dan perasaan baru timbul setelah manusaia melakukan kontak dengan dunia sekitar, terutama dunia pendidikan.
3. Teori gestal
Teori ini dikenal juga dengan sebutan field theory atau insight full learning. Menurut teori Gestal, manusia bukan sekedar mahluk reaksi yang berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya, Akan tetapi manusia adalah individu yang merupakan bulatan fisik dan psikis.
Manusia menurut Gestal adalah mahluk bebas. Ia bebasa memilih cara untuk bereaksi dan menentukan stimuli yang diterima atau stimuli yang ditolaknya. Denga demikian , belajar menurut Gestal bukan sekedar proses asosiasi antara stimulus dan respon yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Akan tetapi belajar terjadi jika ada pengertian (insight).
Dalam hal ini belajar adalah suatau proses rentetan penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada.
Menurut Gestal ada dua factor yang sangat penting dalam belajar, anatara lain :
1. Pemahaman atau pengertian
2. Pribadi atau organisme.
Belajar tidak sekedar dilakukan secara reaktif mekanistis, Akan tetapi ia dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.

2 komentar:

  1. ooohw belajar adalah suatu proses menuju tujuan yang ingin di capai yah y y y makasih atas refrensinya ,,,,,,,,,,,,,,

    BalasHapus
  2. belajar aj bnyk rumusnya yach...bukan matematika aj yg ada rumuse..hehe...

    BalasHapus